SELAMAT DATANG DI BLOG RESMI HIMAPRODI PGSD UNIVERSITAS PGRI ADI BUANA SURABAYA

Jumat, 25 Mei 2012

TIPS CARA PENYUSUNAN SOAL

Gambar Ilustrasi


Penilaian pendidikan merupakan proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk menentukan pencapaian hasil belajar siswa. Dilihat dari sudut pelaksanaan standar kegiatan ini merupakan cara untuk memetakan kinerja siswa dalam memenuhi kriteria ketuntasan minimum.Sukses penilaian bergantung pada tiga faktor utama, yaitu instrumen, pelaksana tugas, dan cara melakukan penilaian. Kualitas instrumen penilaian bergantung pada terpenuhinya kaidah yang berisi sejumlah indikator kualitas soal yang penyusun terapkan pada saat instrumen disusun.

Di samping kaidah penyusunan, kebervariasian jenis penilaian juga dapat meningkatkan mutu keterukuran kompetensi siswa. Ada beberapa jenis penilaian kelas, yaitu ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, ulangan kenaikan kelas, ujian sekolah dan ujian nasional. Sedangkan dari segi teknik, penilaian dapat dilakukan melalui tes (tulis dan non tulis) dan non tes (portofolio, performance/kinerja, produk, project) . Penilaian tes secara tertulis dapat berupa soal objektif dan soal subjektif.

Tes objektif merupakan tes yang terdiri dari item-item yang dijawab dengan jalan memilih salah satu alternatif jawaban tersedia atau mengisi jawaban yang benar. Contoh jenis soal objektif di antaranya pilihan ganda, benar-salah, dan menjodohkan. Sedangkan tes uraian adalah tes yang terdiri dari pertanyaan atau suruhan yang menghendaki jawaban berupa uraian-uraian yang relatif. Sebagai contoh jenis soal subjektif adalah isian singkat dan uraian.

Masing-masing bentuk soal memiliki kaidah, keungulan dan kelemahannya. Tes bentuk uraian memberikan siswa kebebasan memilih dan membentuk jawaban, lebih unggul dalam cakupan materi, serta lebih mengungkap aspek kognitif dengan tingkat yang lebih tinggi sehingga dapat meningkatkan kreativitas siswa. Sedangkan tes bentuk objektif menampilkan keseragaman data, di mana tingkat subjektifitas penilaian lebih rendah dibandingkan tes obyektif.

Secara umum, tentu guru sudah memahami seperti apa kaidah dalam menyusun soal, namun tidak ada salahnya jika kita angkat kembali di guru pembaharu sebagai bahan refleksi apakah penyusunan soal yang dilakukan saat ini sudah memenuhi kaidah dan prinsip yang berlaku. Dalam menyusun soal, guru perlu memegang sembilan prinsip penilaian yang tertuang dalam Permendiknas RI No. 20 Tahun 2007, yaitu :
  1. Sahih : didasarkan pada data yang mencerminkan kemampuan siswa
  2. Objektif : ada prosedur dan kriteria yang jelas
  3. Adil : penilaian dilakukan sama tanpa memandang SARA dan gender
  4. Terpadu : menjadi kompenen tidak terpisahkan dari pembelajaran
  5. Terbuka : prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar pengambilan keputusan bisa diketahui oleh siapa saja
  6. Menyeluruh dan berkesinambungan : mencakup semua aspek kompetensi dengan menggunakan berbagai teknik penilaian
  7. Sistematis : dilakukan secara berencana dan bertahap
  8. Beracuan kriteria : ada ukuran pencapaian kompetensi
  9. Akuntabel : penilaian dapat dipertanggungjawabkan
Syarat mutlak bagi penyusun soal adalah memahami dan menguasi materi pelajaran yang akan diujikan. Setelah itu, guru sebagai penyusun soal perlu mentransfer gagasan yang ia miliki ke dalam soal dengan bahasa yang verbal, lugas, tidak berbelit-belit sehingga mudah dipahami oleh siswa.
Secara umum kaidah penyusunan soal adalah sebagai berikut :
  • Petunjuk pengerjaan dan rumusan soal harus jelas dan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar;
  • Rumusan soal harus sesuai dengan indikator;
  • Butir soal tidak bergantung pada jawaban soal sebelumnya;
  • Rumusan soal tidak boleh mengandung petunjuk (clue) kepada kunci jawaban;
  • Materi soal harus sesuai dengan jenjang/jenis pendidikan atau tingkatan kelas; dan
  • Rumusan soal harus mempertimbangkan tingkat kesulitan soal.
Sedangkan kaidah penyusunan untuk masing-masing bentuk soal, objektif dan subjektif, dapat dilihat di bawah ini :

NoBentuk SoalKaidah Penyusunan Soal
1Benar-Salah(1) hindari pertanyaan yang mengandung kata
kadang-kadang, selalu, umumnya, sering kali,
tidak ada, tidak pernah, dan sejenisnya
(2) hindarkan pengambilan kalimat langsung
dari buku pelajaran
(3) hindarkan pernyataan yang merupakan
pendapat yang masih bisa diperdebatkan
kebenaranya
(4) hindarkan penggunaan pernyataan negatif
ganda
(5) usahakan agar kalimat untuk setiap soal
tidak terlalu panjang
(6) gunakan kalimat perintah yang jelas agar
mudah dimengerti oleh siswa
2Menjodohkan(1) hendaknya materi yang diajukan berasal
dari hal yang sama sehingga persoalan yang
ditanyakan bersifat homogen
(2) usahakan agar pertanyaan dan jawaban
mudah dimengerti
(3) jumlah jawaban hendaknya lebih banyak
dari pada jumlah soal
(4) gunakan simbol yang berlainan untuk
pertanyaan dan jawaban
(5) susunlah soal menjodohkan dalam satu
halaman yang sama
3Pilihan Ganda(1) soal harus sesuai dengan indikator
(2) pilihan jawaban harus homogen dan logis
(3) hanya ada satu kunci jawaban yang paling
benar
(4) pokok soal harus dirumuskan dengan jelas,
singkat, dan tegas
(5) rumusan pokok soal dan pilihan jawaban
harus merupakan persyaratan yang diperlukan
(6) pokok soal jangan memberikan petunjuk
ke kunci jawaban
(7) pokok soal tidak menggunakan pernyataan
yang bersifat negatif ganda
(8) gambar/grafik/ tabel/ diagram/ dan sejenisnya
jelas dan berfungsi
(9) panjang rumusan jawaban relatif sama
(10) pilihan jawaban jangan menggunakan
pernyataan”semua jawaban di atas salah” atau
”semua jawaban di atas benar” dan sejenisnya
(11) pilihan jawaban yang berbentk angka atau
waktu harus disusun berdasarkan urutan besar
kecilnya angka atau secara kronologis
(12) butir soal jangan bergantung pada jawaban
soal sebelumnya
(13) menggunakan bahasa yang sesuai dengan
kaidah bahasa Indonesia
(14) pilihan jawaban tidak mengulang kata
kelompok kata yang sama
4Isian(1) Jawaban yang dituntut oleh oleh butir soal
harus singkat dan pasti, dapat berupa kata, frase,
angka, simbol, tahun, atau nama tempat, nama
tokoh, lambang, atau kalimat yang sudah pasti
(2) Rumusan butir soal tidak merupakan kalimat
yang dikutip langsung dari buku.
5Uraian(1) Batasan pertanyaan dengan jawaban yang
diharapkan harus jelas
(2) Rumusan kalimat butir soal harus
menggunakan kata tanya atau perintah yang
menuntut jawaban uraian.

Dengan mempertimbangkan keunggulan masing-masing bentuk soal dan kaidah penyusunannya, diharapkan tercipta perangkat soal yang mampu mengukur sejauh mana siswa dapat menguasai materi yang ia pelajari. Perangkat soal sebagai salah satu alat evaluasi diharapkan dapat mengungkap semua domain, terutama aspek kognitif (ingatan) siswa. Alat evaluasi jangan hanya berfungsi sebagai sumatif, tetapi juga sebagai sarana peningkatan motivasi belajar.

By Himaprodi S1 PGSD with No comments

0 komentar:

Posting Komentar